Senin, 25 April 2016

Topi

Topi ...
Topi yang biasanya berbentuk bundar melinggar dikepala yang sering dipakai oleh para pencintanya, bak seorang pelindung dari terik matahari dan berbagai ancaman luar serta fasion tersendiri. ya begitu lah topi.

Seperempat matahari muncul disiang hati, dengan tergesa-gesa mengikuti suatu panggilan saat kaki melangkah dengan penuh harapan. Sosok itu muncul di depan mata bersebelahan tanpa ada sapaan. Awal yang begitu biasa, tak lama kemudian topi ini memancarkan radarnya. Disitulah koneksi tersambung.

Keesokan harinya, dengan topi yang sama menyapa heii...hm hanya sekedar menyapa, tak terlalu dihiraukan!
memulai candaan kecil dan akhirnya koneksi radar cocok.
Mata yang tak biasa melihat dari biasanya dan senyuman yang melekat selalu lekat dari ingatan bahkan hati ikut merespon dengan baik. Topi hijau yang muncul disebelahan beriringan melangkahkan kaki kian kemari dengan alasan beribadah.

Sosok topi yang kalem, pendiam, baik, ramah, membuat hati bertanya-tanya. apakah ini topi yang dicari?
Tak terlalu berharap banyak hanya menjalani apa yang harus dijalani dan berusaha selalu ikhlas dalam menghadapi cobaan hidup.

Masih bertanya-tanya, ini  topi yang beda  dari biasanya. Kenapa ??
Semoga dengan topi adalah topi yang bisa melindungi selamanya.

Tetiba suatu malam ada sebuah pernyataan yang mengejutkan, seolah tak percaya sama sekali. Tuhan kenapa itu ? kertas putih banyak coretan yang mulai pelan-pelan untuk menghapusnya. tak terima tapi ya bagaimana. emang begitu kenyataannya. Tak menyangka ..selalu dalam ingatan, sungguh banyk pertanyaan . Apa itu titipan yang diberi, tak berharap benyak hanya menuruti takdir dan berusaha menjadi yang baik. itu cukup .

Perubahan diri sungguh bertolak belakang dari sebelumya sungguh perubahan yang membawa kepada kebenaran tapi ada tapinya. cuma hati dan pekiranlah yang mengerti apa yang telah terjadi (tarik nafas dengan mata tertutup)

Hari-demi -hari berlalu dan berjalan beriringan. Bahagia walau ada sedikit beban yang tak terucap.kenapa tidak topi yang biasanya tegap berdiri diatas kepala sekarang menampakan lesunya menantang terik matahari, heran ! katanya sanggup tapi??

hah, hanya bisa berserah dan bertawakal. apa benar itu paling terbaik atau tidak sama sekali.
Semoga mendapatkan jawaban secepatnya .